Bedanya mood dengan emosi adalah emosi timbul dengan sangat cepat, lalu pergi. Walau juga bersifat hanya sementara, mood bisa menduduki otak dan badan seseorang untuk waktu yang lama.
Kalau Anda merasakan sesuatu 'perasaan' dalam waktu yang cukup lama, lalu secara tidak sadar menolak berbagai informasi atau masukan yang tidak mendukung perasaan itu, itu bukan lagi emosi. Itu adalah mood.
Saat Anda sedang dalam mood tertentu, Anda memfilter informasi yang masuk lewat indera Anda dan juga di dalam pikiran Anda. Anda hanya akan menerima, memproses dan memproduksi pemikiran dan tindakan yang menyetujui perasaan Anda. Dan semakin Anda supply pikiran Anda dengan pemikiran yang mendukung dan informasi yang menyetujui perasaan itu, semakin pula Anda berlama-lama dalam mood tersebut.
Bayangkan pancingan emosi seperti cipratan air kolam. Anda lewat kolam renang, seorang teman Anda mencipratkan air ke Anda. Anda bisa marah karena diciprat, bisa sedih karena baju baru Anda basah, bisa takut air tersebut bawa penyakit, bisa senang karena ingin bermain dengan teman Anda, dan macam-macam. Lalu Anda bertindak. Memarahi teman Anda, meminta ia tidak melakukan lagi, timpukin dia dengan bola kertas, cipratin balik, atau malah terjun ke kolam renang. Sesuai emosi Anda. Tapi, setelah itu, selesai sudah.
Nah, kalau Anda masih terus membawa berbagai pikiran yang mendukung perasaan Anda mengenai peristiwa tadi, sekarang mood ikut bermain. Ini terjadi contohnya, sepanjang hari Anda terus membayangkan wajah teman Anda yang tidak punya perasaan, terus berbicara di dalam kepala Anda betapa isengnya dia, terus bercerita kepada orang lain mengenai kejadian yang mengesalkan itu, dan lain-lain.
Saya mau Anda bayangkan Anda kesal sekali dengan cipratan air itu. Lalu Anda nyebur agar ia tahu Anda lebih kesal. Lalu Anda habiskan waktu berjam-jam di dalam kolam, sambil membicarakan kekesalan Anda dibasahi oleh teman Anda itu. Lalu Anda menyalahkan dia atas kekesalan Anda berjam-jam. Kedengarannya konyol? Tentu. Tapi begitulah bagaimana manusia terjebak dalam mood-nya. Dan lebih konyol lagi, sekarang kalau Anda menyalahkan air kolam yang membuat Anda bertambah kesal.
Kalau Anda kelilingi mata, telinga, hidung, mulut, dan kulit Anda dengan berbagai hal yang mendukung perasaan Anda, Anda akan menetap di perasaan itu. Dan kalau setiap hari marah terhadap suatu hal tertentu misalnya, dan ingin evaluasi diri, pertama kali evaluasilah bagaimana Anda sendiri men-supply diri sendiri dengan berbagai informasi (melalui teman, sosmed, TV, dll), imajinasi, self talk, dll, yang menjebak Anda di situ. Ingat, kalau Anda tetap di kolam, Anda tetap basah.
Dan kalau Anda melihat teman Anda yang seolah hampir selalu dalam mood bagus, sekarang Anda tahu kenapa mereka begitu. Yang ingin kerja tapi tidak mood? Sekarang Anda tahu, mungkin Anda terlalu banyak mengisi pikiran dengan hal-hal yang menjauhi pekerjaan - membayangkan kesulitannya, lebih enak melakukan hal lain, sudah membayangkan jalan-jalan, membayangkan liburan, dll. Sering terjebak ketakutan atau sering dalam mood kesal? Sekarang Anda tahu kenapa.
Ingin mood kerja? Ya, penuhi mata, telinga, pikiran Anda dengan berbagai informasi, hal, memori, imajinasi sehubungan dengan sukses dan menikmati bekerja. Pilihlah kolamnya, lalu nyebur. Ingin happy? Cari kolam berisi informasi membahagiakan, atau isi kolam Anda dengan memori kebahagiaan, penuhi kolam Anda dengan berita menyenangkan, lalu nyebur.
Kalau Anda merasakan sesuatu 'perasaan' dalam waktu yang cukup lama, lalu secara tidak sadar menolak berbagai informasi atau masukan yang tidak mendukung perasaan itu, itu bukan lagi emosi. Itu adalah mood.
Saat Anda sedang dalam mood tertentu, Anda memfilter informasi yang masuk lewat indera Anda dan juga di dalam pikiran Anda. Anda hanya akan menerima, memproses dan memproduksi pemikiran dan tindakan yang menyetujui perasaan Anda. Dan semakin Anda supply pikiran Anda dengan pemikiran yang mendukung dan informasi yang menyetujui perasaan itu, semakin pula Anda berlama-lama dalam mood tersebut.
Bayangkan pancingan emosi seperti cipratan air kolam. Anda lewat kolam renang, seorang teman Anda mencipratkan air ke Anda. Anda bisa marah karena diciprat, bisa sedih karena baju baru Anda basah, bisa takut air tersebut bawa penyakit, bisa senang karena ingin bermain dengan teman Anda, dan macam-macam. Lalu Anda bertindak. Memarahi teman Anda, meminta ia tidak melakukan lagi, timpukin dia dengan bola kertas, cipratin balik, atau malah terjun ke kolam renang. Sesuai emosi Anda. Tapi, setelah itu, selesai sudah.
Nah, kalau Anda masih terus membawa berbagai pikiran yang mendukung perasaan Anda mengenai peristiwa tadi, sekarang mood ikut bermain. Ini terjadi contohnya, sepanjang hari Anda terus membayangkan wajah teman Anda yang tidak punya perasaan, terus berbicara di dalam kepala Anda betapa isengnya dia, terus bercerita kepada orang lain mengenai kejadian yang mengesalkan itu, dan lain-lain.
Saya mau Anda bayangkan Anda kesal sekali dengan cipratan air itu. Lalu Anda nyebur agar ia tahu Anda lebih kesal. Lalu Anda habiskan waktu berjam-jam di dalam kolam, sambil membicarakan kekesalan Anda dibasahi oleh teman Anda itu. Lalu Anda menyalahkan dia atas kekesalan Anda berjam-jam. Kedengarannya konyol? Tentu. Tapi begitulah bagaimana manusia terjebak dalam mood-nya. Dan lebih konyol lagi, sekarang kalau Anda menyalahkan air kolam yang membuat Anda bertambah kesal.
Kalau Anda kelilingi mata, telinga, hidung, mulut, dan kulit Anda dengan berbagai hal yang mendukung perasaan Anda, Anda akan menetap di perasaan itu. Dan kalau setiap hari marah terhadap suatu hal tertentu misalnya, dan ingin evaluasi diri, pertama kali evaluasilah bagaimana Anda sendiri men-supply diri sendiri dengan berbagai informasi (melalui teman, sosmed, TV, dll), imajinasi, self talk, dll, yang menjebak Anda di situ. Ingat, kalau Anda tetap di kolam, Anda tetap basah.
Dan kalau Anda melihat teman Anda yang seolah hampir selalu dalam mood bagus, sekarang Anda tahu kenapa mereka begitu. Yang ingin kerja tapi tidak mood? Sekarang Anda tahu, mungkin Anda terlalu banyak mengisi pikiran dengan hal-hal yang menjauhi pekerjaan - membayangkan kesulitannya, lebih enak melakukan hal lain, sudah membayangkan jalan-jalan, membayangkan liburan, dll. Sering terjebak ketakutan atau sering dalam mood kesal? Sekarang Anda tahu kenapa.
Ingin mood kerja? Ya, penuhi mata, telinga, pikiran Anda dengan berbagai informasi, hal, memori, imajinasi sehubungan dengan sukses dan menikmati bekerja. Pilihlah kolamnya, lalu nyebur. Ingin happy? Cari kolam berisi informasi membahagiakan, atau isi kolam Anda dengan memori kebahagiaan, penuhi kolam Anda dengan berita menyenangkan, lalu nyebur.