Kekuatan sebuah FRAME atau bingkai dalam berbahasa memang dahsyat. Kalau tidak dibekali dengan kemampuan META MODEL, atau kemampuan mengklarifikasi, orang yang mendengarkan atau membaca sebuah kalimat hasil FRAMING bisa terpengaruh oleh FRAME yang dipakai.
Bayangkan berita seorang anak yang menyontek di kelasnya, lalu diberitakan dengan FRAME 'besar': "Kebiasaan Anak Jaman Sekarang". FRAME ini sangat mungkin menghipnosis orang tua atau masyarakat yang tidak kritis, untuk serba mencurigai anak-anak senang menyontek, bahkan termasuk anak yang baik-baik. Atau bisa menggunakan FRAME "Kejelian Pengawas Ujian Sedang Diuji", yangmana membingkai pemaknaan secara spefisik pada pengawasan kasus menyontek, bukan generalisasi mengenai anak.
Atau bayangkan seorang Manager di sebuah perusahaan melakukan tindakan penggelapan, lalu diberitakan sebagai "Hanya bisa terjadi di era kepemimpinan Direktur X". Yangmana FRAME ini menyeret opini mengenai semua hal di kepemimpinan X sebagai buruk. Atau dengan FRAME berbeda: "Pemimpin di jaman sekarang memang lebih peduli kepentingan sendiri", yangmana punya potensi menyeret opini siapapun pemimpin sebagai orang tidak peduli. Lalu bagaimana bila menggunakan FRAME "Kejujuran tetap menjadi prioritas di perusahaan X", yangmana mengarahkan makna secara khusus ke nilai perusahaan, bukan ke opini mengenai pemimpinnya atau kepemimpinan.
FRAME bisa mengarahkan makna, perasaan, lalu tindakan. Dan bagi yang tidak paham, FRAME seringkali dibaca atau didengarkan sebagai fakta. Apalagi kalau ditumpuk dengan kejadian-kejadian lain yang dihubung-hubungkan atau dipaksakan hubungannya. Mendengar FRAME soal menyontek di atas, saya yang tidak paham FRAME, bisa langsung menghubungkan dengan kejadian yang saya dengar di pasar dari sahabat saya mengenai anak tetangganya yang kedapatan menyontek, lalu mendukung FRAME tersebut: "Memang anak jaman sekarang begitu". Semakin jelaslah FRAME mengenai 'anak jaman sekarang' di kepala saya.
Tapi, kalau saya pakai FRAME kedua yakni soal kejelian pengawas, saya mungkin berusaha mengingat terakhir kali saya membaca atau mendengar mengenai pengawas ujian yang berhasil atau gagal menangkap siswa yang menyontek, lalu berpikir "Memang benar seorang pengawas harus lebih jeli dewasa ini".
Bagaimana kalau kejadian menyontek di atas saya FRAME dengan kalimat "Contoh lain perilaku anak malas"? Yangmana sekarang menyetir makna ke arah yang sangat berbeda, yang menembak 'hanya' anak-anak dengan sikap malas. Atau bagaimana dengan FRAME "Orang tua jaman sekarang yang tidak bisa mendidik etika anak", yang membelokkan makna ke opini mengenai orang tua. Atau bagaimana dengan FRAME "Sistem kontrol ujian di sekolah yang perlu diperbaiki", yang mengajak berpikir mengenai sistem kontrol? Perhatikan bahwa setiap FRAME mengarahkan makna sebuah kejadian. Dan yang perlu diwaspadai adalah FRAME tersebut membawa kepentingan yang memberi FRAME.
Atau bagaimana kalau kasus penggelapan oleh Manager di atas saya FRAME dengan kalimat "Hanya di era kepemimpinan Direktur X, kasus penggelapan seperti ini bisa terungkap". Atau "Sistem yang baik berhasil menangkap kasus penggelapan"? Atau bagaimana dengan "Keseriusan pemimpin era baru telah dibuktikan"? Atau bagaimana pula kalau FRAME yang dipakai adalah "Keadilan yang patut dipertanyakan", yangmana mengajak pembaca atau pendengar ke pemikiran mengenai nilai.
Perhatikan bagaimana pikiran dan perasaan Anda diarahkan dengan FRAME berbeda tersebut. Dan perhatikan juga ada FRAME yang langsung Anda tolak di pikiran dan perasaan Anda.
Intinya? FRAME apapun punya potensi menghipnosis pembaca dan pendengarnya ke arah yang berbeda-beda. Dan yang telah punya 'apps' atau 'program' META MODEL di kepalanya, akan bertanya "Anak jaman sekarang? Maksudnya anak siapa? Berapa anak seperti itu? Kebiasaan? Apakah semua anak seperti itu?" Atau "Hanya di era pemimpin X? Apakah tidak ada kasus penggelapan itu di era pemimpin lain di perusahaan ini?" Atau "Pemimpin mana yang hanya peduli dengan kepentingan sendiri? Darimana kamu tahu seorang pemimpin lebih peduli kepentingan sendiri? Kamu juga pemimpin khan, apakah kamu juga hanya peduli dengan kepentingan sendiri?"
BE SMART, friends! Agar tidak mudah diseret-seret FRAME orang-orang yang punya kepentingan sendiri. Pikiran dan perasaan kita perlu diarahkan ke hal yang lebih relevan dan penting.
Bayangkan berita seorang anak yang menyontek di kelasnya, lalu diberitakan dengan FRAME 'besar': "Kebiasaan Anak Jaman Sekarang". FRAME ini sangat mungkin menghipnosis orang tua atau masyarakat yang tidak kritis, untuk serba mencurigai anak-anak senang menyontek, bahkan termasuk anak yang baik-baik. Atau bisa menggunakan FRAME "Kejelian Pengawas Ujian Sedang Diuji", yangmana membingkai pemaknaan secara spefisik pada pengawasan kasus menyontek, bukan generalisasi mengenai anak.
Atau bayangkan seorang Manager di sebuah perusahaan melakukan tindakan penggelapan, lalu diberitakan sebagai "Hanya bisa terjadi di era kepemimpinan Direktur X". Yangmana FRAME ini menyeret opini mengenai semua hal di kepemimpinan X sebagai buruk. Atau dengan FRAME berbeda: "Pemimpin di jaman sekarang memang lebih peduli kepentingan sendiri", yangmana punya potensi menyeret opini siapapun pemimpin sebagai orang tidak peduli. Lalu bagaimana bila menggunakan FRAME "Kejujuran tetap menjadi prioritas di perusahaan X", yangmana mengarahkan makna secara khusus ke nilai perusahaan, bukan ke opini mengenai pemimpinnya atau kepemimpinan.
FRAME bisa mengarahkan makna, perasaan, lalu tindakan. Dan bagi yang tidak paham, FRAME seringkali dibaca atau didengarkan sebagai fakta. Apalagi kalau ditumpuk dengan kejadian-kejadian lain yang dihubung-hubungkan atau dipaksakan hubungannya. Mendengar FRAME soal menyontek di atas, saya yang tidak paham FRAME, bisa langsung menghubungkan dengan kejadian yang saya dengar di pasar dari sahabat saya mengenai anak tetangganya yang kedapatan menyontek, lalu mendukung FRAME tersebut: "Memang anak jaman sekarang begitu". Semakin jelaslah FRAME mengenai 'anak jaman sekarang' di kepala saya.
Tapi, kalau saya pakai FRAME kedua yakni soal kejelian pengawas, saya mungkin berusaha mengingat terakhir kali saya membaca atau mendengar mengenai pengawas ujian yang berhasil atau gagal menangkap siswa yang menyontek, lalu berpikir "Memang benar seorang pengawas harus lebih jeli dewasa ini".
Bagaimana kalau kejadian menyontek di atas saya FRAME dengan kalimat "Contoh lain perilaku anak malas"? Yangmana sekarang menyetir makna ke arah yang sangat berbeda, yang menembak 'hanya' anak-anak dengan sikap malas. Atau bagaimana dengan FRAME "Orang tua jaman sekarang yang tidak bisa mendidik etika anak", yang membelokkan makna ke opini mengenai orang tua. Atau bagaimana dengan FRAME "Sistem kontrol ujian di sekolah yang perlu diperbaiki", yang mengajak berpikir mengenai sistem kontrol? Perhatikan bahwa setiap FRAME mengarahkan makna sebuah kejadian. Dan yang perlu diwaspadai adalah FRAME tersebut membawa kepentingan yang memberi FRAME.
Atau bagaimana kalau kasus penggelapan oleh Manager di atas saya FRAME dengan kalimat "Hanya di era kepemimpinan Direktur X, kasus penggelapan seperti ini bisa terungkap". Atau "Sistem yang baik berhasil menangkap kasus penggelapan"? Atau bagaimana dengan "Keseriusan pemimpin era baru telah dibuktikan"? Atau bagaimana pula kalau FRAME yang dipakai adalah "Keadilan yang patut dipertanyakan", yangmana mengajak pembaca atau pendengar ke pemikiran mengenai nilai.
Perhatikan bagaimana pikiran dan perasaan Anda diarahkan dengan FRAME berbeda tersebut. Dan perhatikan juga ada FRAME yang langsung Anda tolak di pikiran dan perasaan Anda.
Intinya? FRAME apapun punya potensi menghipnosis pembaca dan pendengarnya ke arah yang berbeda-beda. Dan yang telah punya 'apps' atau 'program' META MODEL di kepalanya, akan bertanya "Anak jaman sekarang? Maksudnya anak siapa? Berapa anak seperti itu? Kebiasaan? Apakah semua anak seperti itu?" Atau "Hanya di era pemimpin X? Apakah tidak ada kasus penggelapan itu di era pemimpin lain di perusahaan ini?" Atau "Pemimpin mana yang hanya peduli dengan kepentingan sendiri? Darimana kamu tahu seorang pemimpin lebih peduli kepentingan sendiri? Kamu juga pemimpin khan, apakah kamu juga hanya peduli dengan kepentingan sendiri?"
BE SMART, friends! Agar tidak mudah diseret-seret FRAME orang-orang yang punya kepentingan sendiri. Pikiran dan perasaan kita perlu diarahkan ke hal yang lebih relevan dan penting.